Hidup itu sulit
Itu adalah sebuah kebenaran yang luar biasa, dan salah
satu kebenaran terbesar. Begitu kita mengakui kebenaran ini, maka sebenarnya
kita telah bisa mengatasi kesulitan itu. Begitu kita benar-benar memahami dan
menerima bahwa hidup itu sulit, maka hidup menjadi lebih muda untuk dijalani.
Sebab, kita telah bisa menerima fakta tersebut sehingga hal itu tidak lagi
menjadi masalah.
Disiplin adalah seperangkat peralatan dasar yang kita
perlukan untuk mengatasi permasalahan hidup. Tanpa disiplin, kita tidak dapat
memecahkan dan menyelesaikan apapun. Dengan hanya menerapkan sejumlah disiplin,
maka kita hanya bisa memecahkan sebagian permasalahan saja. kita baru bisa
memecahkan semua permasalahan ketika kita mampu berdisiplin secara total.
Hal yang membuat hidup menjadi sulit adalah karena
proses untuk menghadapi berbagai permasalahan dianggap sebagai sesuatu yang
menyakitkan. Berbagai masalah tergantung pada karakternya menimbulkan frustasi,
kesedihan, kedukaan, kesepian, rasa bersalah, penyesalan, kemarahan, ketakutan,
kekhawatiraan, penderitaan, atau depresi. Ini adalah perasaan yang tidak
menguntungkan dan tidak menyenangkan. Sakitnya terasa sama seperti rasa sakit
di bagian tubuh manapun, bahkan terkadang serupa dengan rasa sakit yang paling
parah. Sebenarnya rasa sakit dalam diri kita yang ditimbulkan oleh peristiwa
atau konflik itulah yang membuat kita menyebutnya sebagai masalah. Dan, karena
hidup memiliki serangkaian masalah tanpa akhir, maka hidup selalu sulit dan
dipenuhi oleh rasa sakit, seperti juga dipenuhi oleh suka cita.
Namun, dalam keseluruhan proses penemuan dan pemecahan
masalah inilah hidup memiliki maknanya. Masalah adalah keuntungan menyakitkan
yang membedakan antara keberhasilan dan kegagalan. Masalah menimbulkan
keberanian dan kebijaksanaan bagi kita. Itu karena dengan masalah, kita
berkembang secara mental dan spiritual. Ketika kita ingin mendukung
perkembangan jiwa manusia, kita menantang dan mendukung kapasitas manusia untuk
memecahkan masalah.
Ajarilah hal-hal yang menyakitkan - Benjamin Franklin
Oleh karena itu, orang bijak belajar untuk tidak takut,
tetapi benar-benar menerima masalah dan rasa sakit yang ditimbulkan oleh
masalah.
Banyak dari kita yang tidak terlalu bijak karena memiliki ketakutan
terhadap rasa sakit. Banyak dari kita berusaha untuk menghindari masalah. Kita
menunda, berharap bahwa masalah itu akan hilang. Kita mengabaikan masalah,
melupakan masalah, dan berpura-pura tidak ada masalah. Kita bahkan mengonsumsi
obat-obatan untuk membantu mengabaikan masalah. Dengan mematikan rasa sakit
kita, kita dapat melupakan masalah yang menimbulkan rasa sakit. Kita lebih
memilih menghindari masalah, bukan menghadapinya secara langsung. Kita berusaha
untuk lari dari masalah, daripada mengalami penderitaan yang diakibatkan oleh
masalah.
Kecenderungan untuk menghindari masalah dan penderitaan
emosi yang secara alamiah terkandung dalam masalah adalah dasar utama dari
penyakit mental sebagian besar umat manusia. Oleh karena sebagian besar dari
kita memiliki kecenderungan ini, banyak dari kita yang menderita penyakit
mental dan tidak memiliki kesehatan mental yang utuh. beberapa dari kita akan
berusaha untuk bergerak dalam jarak yang cukup luar biasa untuk menghidari
masalah dan penderitaan yang bisa ditimbulkan oleh masalah. Mereka mengambil
jarak yang cukup jauh sehingga semuanya cukup jelas dan masuk akal dalam usaha
menemukan jalan keluar yang mudah, membangun fantasi paling rumit dalam
menjalani hidup, dan terkadang hingga benar-benar tidak melibatkan realitas.
Neurosis selalu merupakan pengganti untuk penderitaan
logis - Carl Jung
Akan tetapi, pengganti itu pada akhirnya menjadi lebih
menyakitkan dari pada penderitaan logis yang ingin dihindari. Neurosis itu
sendiri menjadi masalah yang terbesar. Seperti telah diduga, pada akhirnya,
banyak orang yang akan berusaha menghindari rasa sakit dan masalah ini, serta
yang membangun lapisan di atas lapisan neurosis. Dalam penyakit mental yang
kronis, kita berhenti berkembang. dan tanpa penyembuhan maka jiwa manusia akan
semakin menyusut.
Ajarilah diri kita tentang kebutuhan untuk menderita
dan menghargai nilai dari penderitaan itu, serta kebutuhan untuk menghadapi
masalah secara langsung dan mengalami rasa sakit yang terkandung di dalamnya.
- The Road Less Travelled, halaman 3



Komentar
Posting Komentar